DATA COVID-19 INDONESIA

😷 Positif:

😊 Sembuh:

😭 Meninggal:

(Data: kawalcorona.com)

TEKS EDITORIAL


TEKS EDITORIAL

Teks cerita editorial adalah materi pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat  SMA/MA  kelas XII. Teks editorial yang akan disajikan yaitu sebuah teks editorial yang didalamnya memuat definisi/pengertian teks editorial, fungsi teks editorial, tujuan teks editorial, ciri-ciri teks editorial,  struktur teks editorial, kaidah kebahasaan, serta contoh teks editorial. Semoga pembahasan ini dapat membantu dan dapat  dijadikan referensi dalam mengerjakan tugas bahasa indonesia.

1.  Pengertian Teks Editorial

Teks editorial merupakan artikel yang ditulis oleh redaktur koran yang berisi pandangan redaksi terhadap peristiwa/berita yang sedang menjadi sorotan (actual), fenomenal, dan kotroversial (menimbulkan perbedaan pandangan ataupun pendapat). Pandangan yang menjadi sorotan meliputi masalah politik, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, atau permasalahan yang sedang menjadi perhatian publik.
Teks editorial merupakan teks opini yang dimuat di surat kabar. Penyajian teks editorial harus dilengkapi dengan bukti, fakta, atau alasan yang logis agar pembaca ataupun pendengar dapat menerimanya.

2.  Fungsi Teks Editorial

Ø  Menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
Ø  Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
Ø Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
Ø  Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Ø  Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu atau topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.
Ø  Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

4.  Ciri – Ciri Teks Edotorial

Ø  Teks editorial harus bersifat sistematis dan logis.
Ø  Teks editorial ialah sebuah opini atau pendapat yang bersifat argumentative.
Ø  Teks editorial sangat menarik untuk dibaca, karena ditulis menggunakan kalimat yang singkat, padat dan jelas.
Ø Berisi fakta umum ,pandangan dan pendapat pribadi penulis.
Ø   Bersifat analisis.
Ø  Menggunakan pemikiran yang logis dalam menyampaikan pendapat.
Ø  Di tulis dengan perspektif tertentu untuk mengungkapkan kebenaran pendapat sehingga jika dilihat dari perspektif yang berbeda, kebenaran tersebut bisa bermakna lain atau malah sebaliknya.
Ø   Dimulai dengan pemaparan fakta umum terlebih dahulu dan selanjutnya disusul dengan pemaparan pendapat.
Ø  Hal ini bisa saja terjadi sebaliknya.
Ø  Bersifat argumentatif sehingga teks ini bisa saja disebut sebagai teks argumentatif atau berisi pemaparan argumen, pendapat atau pandangan dan gagasan.
5.  Struktur Teks Editorial

Teks editorial memiliki struktur yang sama dengan struktur teks eksposisi. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki kesamaan yaitu menjelaskan opini mengenai suatu berita tertentu. Berikut  struktur teks editorial:

ØTesis Pernyataan Pendapat

Tesis  merupakan bagian pembuka, pada bagian ini penulis memperkenalkan kembali masalah yang sudah diangkat. Selain itu juga penulis juga memberikan arah pandangan pada masalah tersebut. Pendapat ini akan diperkuat dengan berbagai dasar teori dan argumen.
Tujuan dari bagian ini adalah untuk membuat para pembaca fokus terhadap masalah yang sedang dibahas. Dengan perlahan memberikan opini dan mengarahkan para pembaca untuk mengikuti alur pikiran penulis. Dalam bagian ini juga terdapat teori yang mengenai masalah yang dipaparkan secara lugas dan di sisipi dengan argumentasi yang semakin memperkuat teori.

ØArgumentasi

Argumentasi merupakan struktur utama dalam sebuah teks editorial. Argumentasi ini berisi sebuah alasan beserta bukti-bukti konkrit yang semakin memperkuat bagian pembuka. Tujuan dari bukti tersebut yaitu untuk memperkuat opini. Biasanya dalam bagian ini akan disertakan pula pendapat yang berlawanan.
Namun, pendapat tersebut akan disanggah menggunakan fakta dan data yang lebih riil. Bagian yang satu ini kerap kali dikatakan sebagai sanggahan suatu pendapat atau opini penulis. Akan tetapi arti yang sesungguhnya lebih dari itu. Ya, bagian ini bisa berbentuk pernyataan umum dan menyajikan data dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.
Selain itu, dalam argumentasi juga dapat berisi pendapat para ahli dan memaparkan fakta-fakta dengan sumber yang terpercaya. Sangat menarik bukan bagian yang satu ini, tentunya bagian ini tidak boleh terlewatkan karena merupakan salah satu bagian terpenting dalam teks editorial. 

Ø Simpulan

Pada bagian ini berisi tentang penegasan ulang sebuah opini para penulis dalam artikel yang dibuatnya. Tentunya simpulan ditulis menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas. Selain itu, dalam bagian ini juga disajikan beberapa data dan fakta yang sudah dibahas sebelumnya.

6.  Kaidah Kebahasaan dalam Teks Editorial
Ø Konjungsimerupakan kata penghubung antar kalimat. Contoh kata konjungsi yang paling sering digunakan adalah karenanya, bahkan, oleh sebab itu, dan sebagainya
Ø Verba rasional, adalah kata kerja yang menunjukkan adanya hubungan intensitas (pengertian A merupakan B) dan milik (mengandung pengertian A berarti memiliki B)
Ø Verba mental adalah kata kerja yang menerangkan persepsi (seperti melihat dan merasa), afeksi (misal merasa suka, khawatir), dan kognisi (contohnya berpikir dan mengerti). Ciri dari verba mental yaitu adanya fungsi partisipasi dari alat pengindra (senser) dan fenomena
Ø Verba material yaitu verba atau kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau suatu peristiwa. Tata bahasa ini menunjukkan bahwa apa yang disampaikan merupakan fakta yang benar-benar terjadi
Ø Adverbiamerupakan salah satu tata bahasa yang digunakan untuk teks editorial yang bertujuan agar pembaca memiliki keyakinan pada apa yang dibaca. Penegasan dilakukan dengan menggunakan kata keterangan (adverbial frekuentatif). Biasanya kata yang sering digunakan seperti: selalu, biasanya, kadang-kadang, seringkali, sebagian besar, waktu, jarang, dan lain-lain.



Contoh Teks Editorial

Rusaknya Hutan di Indonesia 


Pernyataan Pendapat: Indonesia sering disebut sebagai salah satu paru-paru dunia. Mengapa disebut demikian? Tidak lain dan tidak bukan yaitu karena luasnya wilayah tropis di Indonesia. Wilayah hutan yang luas menyumbang banyak oksigen yang dibutuhkan masyarakat. Namun, apakah ini akan terus berlanjut melihat tingginya kerusakan hutan dan kebakaran hutan di Indonesia?
Argumentasi: Dari Januari hingga Mei, tercatat kebakaran di Indonesia sudah seluas 42.740 hektar. Kebakaran sudah seperti agenda tahunan di Indonesia. Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh musim kemarau yang panjang atau ulah manusia sendiri. Padahal, hutan memiliki banyak peran bagi kelangsungan makhluk hidup. Bukan hanya sebagai habitat makhluk hidup di dalamnya, tetapi juga bagi manusia.
Penegasan Ulang Pendapat: Oleh karena itulah, sebaiknya masyarakat bersama pemerintah bersama-sama memberi perhatian lebih terhadap hutan di Indonesia. Karena pada dasarnya, hutan tersebut hanya titipan yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita.

Posting Komentar

0 Komentar