DATA COVID-19 INDONESIA

😷 Positif:

😊 Sembuh:

😭 Meninggal:

(Data: kawalcorona.com)

TEKS EKSPLANASI


TEKS EKSPLANASI
Proyek 1:
Untuk memahami sebuah teks ekspalanasi secara detil, ada baiknya terlebih dahulu baca dengan saksama contoh teks berisi fenomena alam berikut!
 BANJIR

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana, banjir dapat didefinisikan sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam pengertian yang luas, banjir dapat diartikan sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Air hujan sampai di permukaan bumi dan mengalir di permukaan bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini dimulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut

Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Di daerah hulu yang biasanya terdapat di daerah pegunungan, gunung, atau perbukitan atau perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai.
Di daerah tengah, umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung, atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf “U”. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir kasar. Apabila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai.
Di daerah hilir, umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang dikenal sebagai “meander”. Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air sungai yang meluap sehingga dikenal sebagai “dataran banjir”. Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir yang menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai. Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan raya, jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, dan kanal. Kerugian dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari terjadinya banjir.
Setelah membaca teks eksplanasi di atas, dapatlah dijelaskan bahwa teks tersebut terdiri atas tiga bagian, yakni pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. 
Bagian teks eksplanasi di atas dapat dirinci sebagai berikut.
No.
Bagian
Paragraf
1
Pernyataan Umum
1
2
Deretan Penjelas
2,3,4
3
Interpretasi 
5

Untuk mendalami teks eksplanasi, silakan Anda pelajari materi berikut! 
A.     BAGIAN-BAGIAN POKOK TEKS EKSPLANASI
Ciri-ciri teks eksplanasi sebagai berikut.
1.       Strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau simpulan).
2.        Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual).
3.        Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya, tentang sains.

B.     STRUKTUR TEKS EKSPLANASI
Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
1.        Identifikasi            fenomena       (phenomenon            identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomenafenomena lainnya.
2.        Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
a.      Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
b.      Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
3. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.

Berikut struktur teks eksplanasi :
1.      Latar Belakang Kejadian
2.      Kronologis
3.      Penyebab
4.      Mengomentari / Konsekuensi

C.  KEBAHASAAN TEKS EKSPLANASI
Berdasarkan kaidah kebahasaan, secara umum teks eksplanasi sama dengan kaidah pada teks prosedur. Sebagai teks yang berkategori faktual (nonsastra), teks eksplanasi menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif.
Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
a.    Konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
b.    Konjungsi kronologis(hubungan waktu), seperti: kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya. Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimatkalimatnya.
Berikut contohnya.
Paragraf Pertama 
Penampung Limbah pabrik Sepatu Changsin yang terletak di puncak bukit Desa Ciburial, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut runtuh. Akibatnya, beberapa rumah di sekitarnya merasa terganggu karena polusi udara berupa bau menyengat semakin mengganggu aktivitas warga. Masyarakat sekitar pabrik mengeluh keadaan tersebut, sehingga ruas jalan menuju penampung limbah ditutup sementara.

Paragraf di atas termasuk ke dalam teks eksplanasi yang berpola  kausalitas. Dalam paragraf tersebut terdapat konjungsi seperti akibatnya, karena, dan sehingga.
Paragraf Kedua
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelimarambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.
Paragraf di atas termasuk ke dalam teks eksplanasi yang berpola  kronologis. Oleh karena itu, paragraf tersebut banyak menggunakan keterangan waktu seperti pada bulan keempat, dalam bulan kelima, selama bulan keenam, setelah tujuh bulan, selama bulan kedelapan dan kesembilan.

Proyek 2 :
Pada kegiatan 1 sebenarnya sedang mendalami kemampuan dasar pengetahuan yang berhubungan dengan teks eksplanasi. Nah, sekarang, silakan pelajari kemampuan dasar keterampilan dari teks eksplanasi. Agar terampil menentukan pola pengembangan dan menyusun teks eksplanasi sesuai pola pengembangan, silakan baca materi dan contoh-contoh pola pengembangan dalam teks eksplanasi!

MEMPRODUKSI TEKS EKSPLANASI
Pola Pengembangan Menulis Teks Eksplanasi

1.  Pola Pengembangan Sebab Akibat
Pengembangan teks eksplanasi dapat menggunakan pola sebab akibat (kausalitas). Dalam hal ini sebabdapat bertindak sebagai gagasan umum, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan sebagai gagasan umum, perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Jika disusun untuk mencari hubungan antara bagianbagiannya, proses itu dapat disebut proses kausalitas. Contoh:
Gempa bumi melanda wilayah bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.54 WIB. Kekuatan gempa bumi tercatat 6,2 skala richter pada kedalaman 17,1 km. Pusat gempa terletak pada posisi ± 25 km barat daya Kota Yogyakarta. Gempa bumi ini mengakibatkan puluhan orang meninggal. Beberapa orang luka–luka. Sejumlah bangunan roboh dan mengalami kerusakan. Selain itu, dilaporkan juga terjadi longsoran dan kerusakan berat pada permukiman dan bangunan lainnya di Kabupaten Bantul karena dekat dengan sumber gempa bumi.

2.  Pola Pengembangan Proses
          Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. 
Contoh:
Dua puluh tahun lalu, ponsel hanyalah telepon tanpa kabel. Namun demikian, teknologi berkembang cepat. Kerja sama operator dengan produsen ponsel serta aliansi dengan perusahaan di bidang teknologi, membuat ponsel tidak hanya untuk berbicara lisan. Dua tahun terakhir, kemampuan ponsel melakukan komunikasi data bertambah banyak. Ponsel generasi kedua ini, tidak hanya bisa mengirim dan menerima pesan teks SMS (short message service). Email, downloadnada dering, atau games juga dapat terselenggara dengan baik.

Posting Komentar

0 Komentar